Reflesi ini merupakan refleksi kuliah filsafat oleh Prof.
Dr. Marsigit, MA di gedung lama 305b pada selasa, 10 November 2015. Pada
perkuliahan ini berbeda dengan kuliah sebelumnya yaitu tidak diawali dengan tes
jawab singkat. Pada perkuliahan ini dibahas mengenai objek filsafat terdiri
dari yang ada dan yang mungkin ada. Kita
hanya bisa memikirkan sifat-sifatnya dari yang ada dan yang mungkin ada.
Padahal yang ada dan yang mungkin adapun mempunyai bermilyar-milyar sifat.
Sehingga, sebagai manusia tak akan mungin bisa memikirkan semua sifat dari yang
ada dan yang mungkin ada. Maka karena ketidakmampuan manusia itu terdapat filsafat
reduksi atau sering disebut reduksionisme. Kita sebagai manusia pada dasarnya
sebagai reduksifis dan ketika manusi lahir dibumi manusia berasal dari reduksi
yang dipilih langsung oleh Tuhan. Hasil dari reduksi dari apa yang kita
pikirkan tergantung dari apa yang ingin kita bangun. Misalnya membangun rumah
tangga, membangun kedisiplinan, kepercayaan, ilmu dll.
Secara lebih detail Beliau menjelaskan bahwa yang tetap itu terdiri dari separuh
dunia dengan tokohnya permenides maka filsafatnya disebut permenidenism.
Filsafat yang tetap berada di dalam pikiran dan bersifat absolut atau ideal
dengan tokohnya adalah plato. Dari yang tetap, nampaknya ada sualtu aliran
relativisme dengan tokohnya adalah einstein. Jadi relativisme ini bersifat
identitas dimana I=I, sedangkan pada relatif bersifat kontradiktif dimana I
tidak sama dengan I. Pada bagian tetap menekankan pada kekonsistenan. Pikiran
itu bisa menjadi ilmu jika konsisten. Sedangkan separuh dunia lagi berasal dari
yang berubah dengan tokohnya adalah heroclitos. Filsafat yang berubah berada di
luar pikiran dan bersifat realism dengan tokohnya adalah aristoteles. Dari yang
berubah, nampaknya ada suatu dunia yang disebut dengan dunia presepsi. Didalam
dunia presepsi panca indra mengambil peran penting untuk menandakan suatu yang
ada dengan pembuktian pembenarannya yang disebut korespondensi atau filsafatnya
disebut korespondenisme.
Selanjutnya
dibahas mengenai sintetik. Sintetik terdiri dari tiga hal yaitu saling
terhubung, sebab-akibat(causalitas), dan dunia presepsi. Karena adanya sintetik
maka dapat menghasilkan sifat analitik yang bersifat apriori dan a posteriori.
Nah, apa itu apriopri? Apriori merupakan sesuatu yang ada didalam pikiran
sehingga dapat menghubungkan antara ide satu dengan ide yang lainnya walupun
tak berwujud. Misalnya adalah Seorang dokter tanpa tatap muka dengan pasien
dapat memberi resep kepada pasien dengan mengetahui gejala-gejala dari pasien
tersebut. Lalu, apakah a posteriori itu?
A posteriori merupakan sesuatu yang ada siluar pikiran dan dapat
diketahui setelah melihat ataupun merasakan. Misalnya dokter hewan tidak bisa
mendiagnosis sakitnya sebelum melihat dan memeriksa langsung dari hewan
tersebut. Kedua sifat apriori dan a posteriori inilah muncul suatu aliran
rasionalisme dengan tokohnya adalah renedeskrates.Sedangkan pada sintetik
lahirlah sebuah aliran empirisme dengan tokoh david hum.
Dunia pada saat itu terbagi menjadi sisi rasionalisme dan
empirisme. Kedua aliran ini saling beradu untuk menunjukan kebenarannya
sehingga pada tahun 1671 ditengahi oleh Immanuel Kant. Kant mengatakan bahwa
antara rasionalisme dan empirisme merupakan suatu kebenaran, tetapi
masing-masing mempunyai kelemahannya. Maka antara rasionalisme dan empirisme
keduanya harus saling bersinergi maka munculah aliran sinteti a priori.
Sintetik a priori berasal dari kata sintetik yang artinya cobalah dan a priori
yang artinya adalah pikirkanlah. Maka sebenar-benarnya filsafat ilmu itu adalah
pikirkan pengalamanmu dan kerakanlah pikiranmu. Jadi kondisi seperti
ini bersifat formal
maka lahirlah Formalism dengan tokoh Hilbert, bersifat logis maka
lahir aliran Logisisme dengan tokoh Ultran Traso. Kedua sifat ini
jika dinaikan maka akan menjadi trasendent atau dikenal dengan
trasendentalinisme (diluar jangkauan pikiran). Diri kita adalah trasendent bagi adik-adik kita, sebab adik kita
tidak pernah tahu semua apa yang kita pikirkan. Maka para dewa itu adalah trasendent
bagi para daksa, pemimpin adalah trasendent bagi yang dipimpinnya, dan seterusnya.
Identitas bersifat tunggal atau bersifat satu
kebenarannya. Rumus itu satu saja. Misalnya dalil Phytagoras satu saja tak
tergantung ruang dan waktu. Disini maksudnya dalil phytagoras memiliki
kebenaran satu tak memandang siapa yang menggunakan dalil phytagoras tersebut.
Misalnya Dalil phytagoras mau dipakai orang muda, orang tua, gadis cantik tetap
sama kebenarannya satu atau tunggal. Dari ranah spiritual maha
tunggal adalah Tuhan maka
lahirlah paham tunggal yaitu monisme (maha tunggal), maksudnya adalah
keseluruhannya itu adalah kuasa Tuhan.
Ini sangat mudah kita pahami, sebab ini kemistri
dengan dunia kita. Pada dasarnya dunia ini berdimensi, yang terdiri atas 4
dimensi yaitu material, formalitas, normatif dan spritual. Struktur dimensi
ini sangatlah cocok untuk negara kita yaitu Indonesia. Karena pada dimensi ini
meletakkan Spiritual sebagai tiang tertinggi dari suatu kehidupan. Namun, dengan segala macam pernak-perniknya diantara zaman
tetap dan berubah sebenarnya muncul zaman kegelapan. Zaman kegelapan merupakan
zaman dimana kebenaran milik gereja. Orang awan tidak boleh bicara mengenai
kebenaran apalagi mengclaim kebenaran. Salah satunya sisa-sisa peninggalan
adalah geosentris menuju heliosentris. Gereja berpendapat bumi adalah pusat
dari alam semesta. Pada saat itu munculah revolusi copernicus yaitu seorang
ilmuan yang bernama Copernicus dia menyelidiki dan menuliskan temuanya, tetapi
disembunyikan. Ia akan membantah keyakinan yang dimiliki oleh gereja.
Copernicus mengatakan bahwa pusat bukan bumi tetapi pusat adalah matahari. Bumi
sebenarnya bergerak menuju porosnya. Selama hidup jika dari perputaran bumi
maka posisi kita tak akan sama karena bumi berputar mengelilingi matahari.
Pada era itu muncul pemuda dari
Perancis yang bernama Aguste Compte pada 2 abad yang lalu. Compte mempunyai
pemikiran yaitu bagi compte di dunia ini butuh yang konkret-konkret saja. Dalam
membangun dunia tidak bisa berlandasan agama sebab agama itu tidak logis atau
tidak rasional. Dalam membangun dunia kita butuh yang logis maka agama
diletakkan paling bawah, di atasnya adalah filsafat. Sebenar-benernya membangun
dunia adalah mengunakan metode positivisme atau saintific. Ini adalah benang
merah dari kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan awal dari agama di
marginalkan. Pengembang kurikulum apakah tidak mengerti asal-usul dari
kurikulum 2013. Inilah yang disebut dengan fenomena aguste comte. Dengan aliran
ini kemajuannya sangat pesat dibanding dengan material, formal, formatif, dan
spiritual. Dampak dari aliran aguste comte menembus dunia Indonesia adalah
terjadinya revolusi industri. Tanpa kita sadari menjelma menjadi archaic,
Tradisional, feudal, modern, Post modern, post-post modern, dan Power now (
Kontemporer). Indonesia mempunyai cita-cita yang besar, tetapi kenyataannya
kecil. Di dunia power now spiritual diletakkan di paling bawah. Padahal
Spritual menjadi tiang atau pondasi setiap individu. Misalnya saja negara
belanda, jika belanda meletakkan dasar agama sebagai pondasinya maka sampai
sekarang Belanda bisa masih menjajah Indonesia. Paham ini di dukung oleh aliran-aliran yang terdiri
atas pragmatisme, hedonisme, behaverionisme, utilitarianisme, materialsme dan
liberalisme, dimana kesemua aliran ini mementingkan kebermanfaatan. Pada era sekarang ini
mayoritas individu di Indonesia terkooptasi oleh dunia barat. Misalnya akses
internet itu terasnya Powernow. Setiap hari kita dibawah pengaruh itu. Fenomena
Aguste compte ini sudah menyebar dalam kehidupan kita. Sebagai contoh adalah
penggunaan Handphone. Pada era ini hampir
semua orang di dunia ini punya HP. Seseorang membeli HP baru dengan asik nya
menginstall aplikasi-aplikasi sampai waktu sholat terlewatkan. Ini merupakan
contoh dari Fenomena compte yaitu memilih dunia dari pada akhirat. Di dunia
timur punya solusinya untuk meminimalisir fenomena compte yaitu berdoalah
seakan-akan mati besok dan berusahalah seakan-akan masih hidup seribu tahun
lagi.
Fenomena Compte jika dikaitkan dengan kurikulum 2013,
Indonesia semakin hari semakin lemah, mau tidak mau Indonesia mengikuti barisan
Powernow. Saintific itu hanya fenomena menajam saja dari fenomena yang lain. Saintific
hanyalah 1/3 dari dunia. Sebenarnya scientific itu Cuma simbolnya saja yang
dikembangkan tidak scientific. Pengembangan hanya berdasarkan ego kepentingan
suatu kelompok. Secara fundamental masalahnya adalah scientific itu adalah
pembuatan slogan yang enak tetapi sebenarnya tidak enak. Slogan itu terkenal
dengan 5M yaitu mengamati, menanya, mengasosiasi,
mencoba, mengkomunikasi. Pada aspek menanya tidak memiliki makna apapun dan
menjadi pertanyaan adalah apa yang harus dipertanyakan? Dalam hal ini Gurunya kebingungan dan pengembangnya juga
bingung. Dari aguste compte ada empat stage dalam scientific yang terakhir
adalah history. Dalam Kurikulum 2013 history dihilangkan dan diganti dengan
mengkomunikasikan. Maka karna Indonesia
bangsa yang lemah maka pendidikan yang mana harus dihistorikan maka
ini diluar ranahnya tetapi merupakan ranah dari humaniora. Inilah
sebenar-benarnya akibat dari dampak PowerNow yang bertujuan untuk
mengeskploitasi Indonesia. Demikian
Refleksi kedelapan ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan saya dapat terus
mereflesikan kuliah filsafat di pertemuan berikutnya. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar