Refleksi ini merupakan refleksi perkuliahan filsafat ilmu
yang diampu oleh Prof.Dr. Marsigit, MA pada hari selasa tanggal 1 Desember 2015
pukul 11.10 di GL. 305B. Pada awal kegiatan perkuliahan diawali dengan berdoa.
Pertemuan ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya karena para mahasiswa
langsung dipersilakan untuk merekam proses perkuliahan. Pertemuan ini merupakan
pertemuan yang spesial karena mahasiswa diperbolehkan merekam tes jawab
singkat. Pada tes jawab singkat terdapat 55 Soal. Tes ini berbeda dengan tes
sebelumnya karena tak ada jawaban yang benar dalam tes ini. Bagaimana bisa
tidak ada jawaban yang benar? Ya, memang tidak ada jawaban yang benar karena
Prof meminta para mahasiswa untuk mencoret seluruh jawaban dari yang dikoreksi
entah pertanyaan yang dijawab ataupun pertanyaanyang dikosongi. “ Semua jawaban
dari teman anda dicoret, kata Pak Prof”. Para mahasiswa kebingungan apa yang
terjadi dengan tes ini. Mahasiswa risau, gelisah, bingung semua perasaan campur
aduk menjadi satu. Prof memberikan penjelasan bahwa beliau telah menyempurnakan
metode dengan membuat mahasiswa memperoleh nilai nol semua. Pada kegiatan ini
dijelaskan bahwa mahsiswa telah menonton pertunjukan permainan ujian. Mahasiwa
terjebak oleh mitos karena pada dasarnya tes jawab singkat itu jawabannya
salah. Filsafat bukan hanya sekedar tes jawab singkat. Tes itu hanya
mempersiapkan diri dalam belajar filsafat yang bertujuan untuk menyadarkan
mahasiswa yang termakan mitos. Sebenar-benar filsafat merupakan penjelasan atas
pertanyaan bukan sekedar menjawab pertanyaan.
Pada dasarnya filsafat merupakan olah pikir, hal ini
berkaitan dengan pentingan penjelasan atas jawaban bukan jawaban atas
pertanyaan. Hal ini menjadikan filsafat unik dimana sebenar-benarnya dunia
dapat digambarkan dalam ikon sebagai idealis dan realis dimana jika keduanya
dihubungkan jadilah idealnya realis. Penjelasan mengenai idealisme realis
itulah sebenar-benarnya filsafat. Maka menyalahkan semua pertanyaan maka
disinilah bentuk penyadaran diri yang dibangunkan untuk para mahasiswa bahwa
dunia itu tak seperti itu. Tes jawab singkat tak ada gunanya bagi para filsuf
karena filsafat itu merupakan penjelasanmu mengapa kita menjawab seperti itu.
Filsafat itu penjelasan yang dapat dipahami oleh orang awam. Penjelasan yang
jelaspun terkadang belum jelas bagi orang awam maka penjelasan-penjelasan itu
sebenarnya filsafat. Tes jawab singkat ini merupakan titik balik agar mahasiswa
terbangun untuk membangun dunia.
Berkenaan dengan membangun dunia melalui belajar menjelaskan
idealnya realis Prof Marsigit memberikan gambaran bagaimana kita menjelaskan
dunia
Idealinya Realis
Pokok persoalan pada realis walaupun kita membaca buku
“realisme” tak akan ketemu apa itu definisi realisme. Idealis jika dijelaskan
secara intuisi Realis diluar pikran(nyata) tak ada yang ideal. Ideal itu
merupakan turunannya dari perfeksionis(sempurna). Padahal kita tahu bahwa
didunia ini tak ada yang sempurna. Misalnya dalam pembelajaran matematika
mengenalkan sudut lancip karena ingin mengidealkan realis maka disebutkan bahwa
lancipnya agak tumpul sedikit. Padahal didunia ini tak ada yang lancip karena
ujung jarum sekalipun merupakan molekul atau atom yang lintasannya melingkar.
Walaupun diperbesar sekalipun dengan memakai mikroskop besarnya satu monas
lancip pun tak akan pernah menjadi lancip. Lancip itu hanya ada dipikiran
secara nyata tidak ada. Matematika dekat dengan kehidupan sehari-hari tak bisa
semata-mata kita meletakkan yang ideal di luar pikiran. Hal yang harus dilakukan adalah mengidealkan yang tak
sempurna. Ketika belajar matematikapun mengidealkan yang tidak ideal maka
dengan begitu hidup itu dapat didefinisikan dengan mengidelkan yang realis.
Sebagai contoh lain adalah idealnya naik motor dengan memakai helm, jaket
surat-surat lengkap, tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas, tidak menyalip
dari kiri. Pada kenyataanya kita menyali dari kiri. Dalam hal ini kita
sebenarnya mempunyai cita-cita untuk berkendaraan ideal. Setiap yang dilakukan
guna mencapai ideal walaupun tak pernah ideal. Sebenar-benar manusia itu hanya
berusaha untuk mencapai ideal.
Realitas ideal
Dalam menjelaskan realitas bearti membuat real apa yang
ideal. Misalnya seseorang idealnya itu menikah dengan seseorang itu menikah telah
merealkan apa yang ideal. Jika kita membuat
rumah berdasarkan gambar, gambar yang dibuat
ideal kemudian divisualisasikan dala bangunan. Membuat gambar menjadikan
bangunan telah merealkan apa yang ideal.
Tetapnya perubahan
Dalam diriku yang tetap itu adalah cinta terhadap yang ku
cintai. Tetapnya perubahan itu sebenarnya perubahan itu sendiri. Misalnya
pertumbuhan dalam arti positif dan negatif. Dari fenomena linear dan siklik
maka perjalannanya membentuk kurva seperti matahari mengelilingi bumi maka bumi
tak akan pernah menempati suatu tempat yang sama dalam waktu yang berbeda.
Ternyata manusi itu diam dalam perputaran. Jika perputaran berhenti maka kita
tak akan bisa diam kita akan tercerai berai tersedot keluar angkasa.
Berubahnya ketetapan
Batalnya perjanjian atau berubanya keketapan, bubarnya
organisasi, pecahnya wadah, yugoslavia
setelah pemimpinya meninggal dunia maka negara pecah belah terjadi perang antar
tetangga.
fatalnya fital
Hidup ini adalah interaksi antara fafal dan vital. Fital
itu ikhtiar dan fatal itu takdir. Ikhtiar manusia itu termasuk takdir. Takdir
dengan ikhtiar artinya usaha dan doa. fatalnya fital itu merupakan doanya dari
pada usaha. Supaya hidup harmoni ikhtianya istiqomah doa juga istiqomah ada dan
diteruskan.
Fital fatal
Ikhtiarnya takdir atau ikhtiarnya berdoa. Doa itu perlu
diikhtiarkan. Misalnya ikut shalat jamah, membaca takhlil, shalawat. Ziarah kemakam sebagi bakti murid ke guru.
Daksanya Dewa
Dunia dewa yang
berstruktur yang terdiri atas dewanya subjek dan dewanya objek. Sebagai contoh
jika para dosen di Suatu Universitas merupakan
para dewa maka tentu ada struktur dewa didalamnnya yang membedakan dewa atau
dosen yang satu dengan yang lain jika dilihat dari sisi pangkat atau jabatan.
Intensifnya Ekstensif
ekstensif
diartikan sebagai keluasan. Jadi dalam mendalami filsafat tidak hanya disini
tetapi disitu, diberbagai tempat, ini berarti menyadarkan kita bahwa berpikir
haruslah kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun
Pengalamannya Pengalaman
rasio
itu adalah pengalaman, ketika rasio tidak sama dengan levelnya di bawah tetapi ketika
memandang rasio sama dengan pengalaman maka levelnya naik. Oleh karena itu,
pengalamannya pengalaman berarti strutukturnya pengalaman yang multifaced
ataupun multidimensi. Selain itu, pengalamannya pengalaman adalah refleksi dari
semua pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar