A.
Macam-macam
Instrumen Penelitian
Sebelum
menyusun instrumen penelitian, peneliti perlu menyusun sebuah rancangan
penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah kisi-kisi. Kisi-kisi
penyusunan instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan
sumber data darimana data akan diambil, metode yang digunakan, dan instrumen
yang disusun. Manfaat adanya kisi-kisi adalah sebagai berikut :
1.
Peneliti memiliki gambaran yang jelas
dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.
2. Peneliti akan mendapatkan kemudahan
dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam
menuliskan butir-butir.
3. Instrumen yang disusun akan lengkap dan
sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi peneliti belum dituntut untuk
memikirkan rumusan butir-butirnya.
4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta
perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil,
dan dengan apa pula data tersebut diambil.
5. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap
peneliti dapat menyerahkan tugas menysusun atau membagi tugas dengan anggota
tim ketika menyusun instrumen.
6. Validitas dan reliabilitas instrumen
dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga
pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.
Apabila
dalam sebuah penelitian digunakan metode wawancara, maka di dalam melaksanakan
pekerjaan wawancara, pewawancara menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut
berupa ancer-ancer pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, serta alat
tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima. Ancer-ancer yang berisi pertanyaan
yang akan ditanyakan disebut dengan pedoman wawancara (interview guide). Dalam hal ini pedoman wawancara disebut instrumen
pengumpulan data.
Banyak
orang yang masih keliru dalam membedakan metode pengumpulan data dan instrumen
pengumpulan data. Berikut ini disebutkan beberapa nama metode pengumpulan data
yang sama dengan nama instrumen pengumpulan datanya menurut Arikunto (2010;
192), yaitu :
1.
Instrumen untuk metode tes adalah tes
atau soal tes
2.
Instrumen untuk metode angket atau
kuesioner adalah angket atau kuesioner
3.
Instrumen untuk metode observasi adalah check-list dan isian
4.
Instrumen untuk metode dokumentasi
adalah pedoman dokumentasi atau dapat pula berupa check-list.
Terdapat
bermacam-macam instrumen penelitian yang dapat digunakan dalam suatu
penelitian. Berikut ini akan dijelaskan beberapa diantaranya, yaitu :
1. Tes
Menurut Arikunto (Wagiran: 2013) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Terdapat beberapa macam tes ditinjau
dari sasaran atau objek yang akan diukur, yaitu :
a. Tes lisan
Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan tentang aspek-aspek psikologi sebagai data yang berhubungan dengan masalah penelitian yang harus dijawab secara lisan.
b. Tes essay
Tes ini mempunyai ciri khas yaitu jawaban dari pertanyaan tidak disediakan pembuat soal.
c. Tes benar-salah
Tes yang butir soalnya terdiri dari pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yaitu betul atau salah.
d. Tes pilihan ganda
Tes yang berbentuk satu pertanyaan yang diikuti dengan alternatif jawaban. Tugas dari peserta tes adalah memilih salah satu alternatif jawaban dengan cara melingkari atau memberi tanda silang.
e. Tes menjodohkan
Tes menjodohkan merupakan salah satu tes yang terdiri dari sejumlah item yang masing-masing item tersebut terbagi dalam dua jalur yaitu jalur pertanyaan dan jalur jawaban.
f. Tes perbuatan
Tes yang memberikan perintah kepada peserta tes untuk melakukan suatu gerakan/perilaku tertentu yang berhubungan dengan masalah atau tujuan penelitian.
2. Angket
atau Kuesioner (Questionnaires)
Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis berdasarkan bermacam-macam
sudut pandang :
a. Dipandang
dari cara menjawab
1) Kuesioner
terbuka (open-ended questioner) yang
memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner
tertutup (terstruktur), yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih. Ada dua bentuk pilihan dalam kuesioner tertutup yaitu
dichotomus questions (dua pilihan jawaban) dan multiple choice questions
(banyak pilihan jawaban).
Singarimbun (2008) menambahkan, ada dua jenis
kuisioner yang lain yaitu:
3) Kuisioner
tertutup dan terbuka, yaitu kuisoner yang jawabannya sudah ditentukan tetapi
kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4) Kuisioner
semi terbuka, yaitu kuisioner dengan pertanyaan semi terbuka. Jawabannya sudah
tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. Contoh: apa yang
membuatmu menyenangi matematika?
b. Dipandang
dari jawaban yang diberikan
1) Kuesioner
langsung, yaitu respoden menjawab tentang dirinya
2) Kuesioner
tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. Misalnya
kuesioner yang menilai kinerja dosen oleh mahasiswa. Di dalam butir kuesioner
terdapat butir pertanyaan sebagai berikut :
c. Dipandang
dari bentuknya
1) Kuesioner
pilihan ganda, yaitu sama dengan kuesioner tertutup
2) Kuesioner
isian, yaitu sama dengan kuesioner terbuka
3) Check-list,
sebuah daftar dimana responden tingga membubuhkan tanda check (Ö)
pada kolom yangsesuai
4) Rating scale
(Skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti dengan kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalanya Sangat Setuju, Setuju, Sangat Tidak
Setuju.
Beberapa jenis skala
yang sering dipakai dalam penelitian pendidikan ialah Skala Likert, Skala
Guttman, Skala Perbedaan Semantik, Rating
Scale, dan Thurstone Scale.
(a) Skala
Likert
Adalah skala yang
dikembangkan oleh Resis Likert pada tahun 1932 dan dipakai pertama kali ketika
ia menulis disertasi di Colombia University. Sugiyono (2013: 134) mengemukakan
skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian fenomena telah ditetapkan oleh peneliti yang
selanjutnya disebut variabel penelitian.
(b) Skala
Guttman
Adalah skala yang
dikembangkan oleh Louis Elyahu Guttman. Skala ini sering disebut sebagai cumulative scaling atau scalogram analysis. Jawaban skala
Guttman terdiri dari dua pilihan yaitu ya-tidak,
setuju-tidak setuju, senang-tidak
senang, dan lain-lain.
(c) Skala
Perbedaan Semantik
Skala ini dikembangkan
oleh Charles E. Osgood untuk mengukur arti konotatif dari suatu konsep.
Responden diminta untuk memilih posisinya di antara dua ajektif bipolar dengan
skala tujuh angka.
(d)
Rating
Scale
Dari ketiga skala
pengukuran yang telah dijelaskan di atas data yang diperoleh semuanya adalah
berupa data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Namun dalam rating scale data diperoleh dalam bentuk
angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
(e)
Thurstone
Scale
Adalah skala yang
dikembangkan oleh Louis Leon Thurstone pada tahun 1928. Skala ini merupakan
skala pertama yang dikembangkan untuk mengukur sikap. Responden diminta untuk
memilih posisinya di antara dua butir yang favorable
dan nonfavorable dengan skala sebelas
angka. Butir favorable bernilai
sebelas dan butir nonfavorable
bernilai satu. Setiap butir kemudian dianalisis dan dikumpulkan serta diurutkan
median dan variabilitasnya.
3. Pedoman
wawancara
Pedoman wawancara adalah
daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Pedoman wawancara
digunakan dalam wawancara terpimpin (guided
interview) dan bebas terpimpin. Wawancara terpimpin adalah wawancara yang
dilakukan oleh pewawancara dengan membawa pedoman wawancara. Sedangkan
wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dalam pelaksanaannya
pewawancara hanya membawa garis besar pedoman tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
4. Pedoman Observasi
Pedoman observasi adalah daftar
pernyataan atau point-point garis besar yang akan diamati selama kegiatan
observasi. Pedoman observasi digunakan dalam observasi sitematis. Observasi
sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman observasi sebagai instrumen pengamatan.
B.
Langkah-Langkah
Penyusunan Instrumen Penelitian
Menurut
Vockell (1983), terdapat beberapa langkah dalam menyusun instrumen penelitian,
yaitu:
1. Menentukan
variabel penelitian
Langkah yang pertama
kali dilakukan dalam menyusun instrumen adalah merumuskan variabel apa saja
yang akan diteliti. Variabel tersebut terdiri dari variabel bebas dan terikat.
Misalnya prestasi belajar sebagai variabel terikat dan metode pengajaran
sebagai variabel bebas.
2. Membuat
definisi operasional dari masing-masing variabel
Setelah menentukan
variabel-variabel yang ada, kemudian langkah selanjutnya menyusun definisi
operasional dari beberapa referensi. Berdasarkan definisi operasional tersebut,
dapat disusun beberapa indikator penelitian.
3. Memilih
format pengukuran yang tepat dengan definisi operasional
Setelah tersusun
indikator penelitian, selanjutnya adalah memilih jenis instrumen yang tepat
untuk mengukur variabel melalui indikator-indikator tersebut.
4. Membuat
butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang sesuai dengan format pengukuran
yang telah dipilih
Setelah menentukan
jenis instrumen selanjutnya disusun butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang
dapat mengukur variabel-variabel yang ada.
5. Menguji
coba instrumen
Setelah butir-butir
pernyataan atau pertanyaan selesai disusun, maka peneliti telah mempunyai
instrumen sementara. Kemudian, instrumen sementara tersebut diujicobakan baik
dalam skala kecil maupun dalam skala besar.
6. Menganalisis
hasil uji coba instrumen
Dalam menganilisis
hasil, dilakukan analisis butir-butir pernyataan atau pertanyaan, melihat pola
jawaban, yang selanjutnya dipertimbangkan apakah butir-butir penelitian yang
disusun valid atau tidak.
7. Merevisi
instrumen menjadi instrumen final
Dari hasil analisis uji coba,
apabila ditemukan butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang tidak valid, maka
butir-butir tersebut perlu diperbaiki atau dihilangkan sehingga kita memperoleh
instrumen yang final.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong,
Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Singarimbun,
Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode
Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Vockel,
Edward L. 1983. Educational Research.
New York: McMillan Publishing Co., Inc.
Wagiran.
2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta:
Deepublish.
Akan sangat bagus jika diberikan ilustrasi mengenai penyusunan dan pemilihan instrumen yang tepat
BalasHapus