Jumat, 25 Desember 2015

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Adapun macam-macam instrumen penelitian sebagai berikut.


A.    Macam-macam Instrumen Penelitian
Sebelum menyusun instrumen penelitian, peneliti perlu menyusun sebuah rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah kisi-kisi. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data darimana data akan diambil, metode yang digunakan, dan instrumen yang disusun. Manfaat adanya kisi-kisi adalah sebagai berikut :
1.        Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.
2.      Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir.
3.    Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.
4.    Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil.
5.      Dengan adanya kisi-kisi yang mantap peneliti dapat menyerahkan tugas menysusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen.
6.   Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.
Apabila dalam sebuah penelitian digunakan metode wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan wawancara, pewawancara menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa ancer-ancer pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima. Ancer-ancer yang berisi pertanyaan yang akan ditanyakan disebut dengan pedoman wawancara (interview guide). Dalam hal ini pedoman wawancara disebut instrumen pengumpulan data.
Banyak orang yang masih keliru dalam membedakan metode pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. Berikut ini disebutkan beberapa nama metode pengumpulan data yang sama dengan nama instrumen pengumpulan datanya menurut Arikunto (2010; 192), yaitu :
1.        Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes
2.        Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner
3.        Instrumen untuk metode observasi adalah check-list dan isian
4.        Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau dapat pula berupa check-list.
Terdapat bermacam-macam instrumen penelitian yang dapat digunakan dalam suatu penelitian. Berikut ini akan dijelaskan beberapa diantaranya, yaitu :
1.      Tes
Menurut Arikunto (Wagiran: 2013) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Terdapat beberapa macam tes ditinjau dari sasaran atau objek yang akan diukur, yaitu :
a.       Tes lisan
Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan tentang aspek-aspek psikologi sebagai data yang berhubungan dengan masalah penelitian yang harus dijawab secara lisan.
b.      Tes essay
Tes ini mempunyai ciri khas yaitu jawaban dari pertanyaan tidak disediakan pembuat soal.
c.       Tes benar-salah
Tes yang butir soalnya terdiri dari pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yaitu betul atau salah.
d.      Tes pilihan ganda
Tes yang berbentuk satu pertanyaan yang diikuti dengan alternatif jawaban. Tugas dari peserta tes adalah memilih salah satu alternatif jawaban dengan cara melingkari atau memberi tanda silang.
e.       Tes menjodohkan
Tes menjodohkan merupakan salah satu tes yang terdiri dari sejumlah item yang masing-masing item tersebut terbagi dalam dua jalur yaitu jalur pertanyaan dan jalur jawaban.

f.       Tes perbuatan
Tes yang memberikan perintah kepada peserta tes untuk melakukan suatu gerakan/perilaku tertentu yang berhubungan dengan masalah atau tujuan penelitian.
2.      Angket atau Kuesioner (Questionnaires)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis berdasarkan bermacam-macam sudut pandang :
a.       Dipandang dari cara menjawab
1)      Kuesioner terbuka (open-ended questioner) yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2)      Kuesioner tertutup (terstruktur), yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Ada dua bentuk pilihan dalam kuesioner tertutup yaitu dichotomus questions (dua pilihan jawaban) dan multiple choice questions (banyak pilihan jawaban).

             Singarimbun (2008) menambahkan, ada dua jenis kuisioner yang lain yaitu:
3)      Kuisioner tertutup dan terbuka, yaitu kuisoner yang jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4)      Kuisioner semi terbuka, yaitu kuisioner dengan pertanyaan semi terbuka. Jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. Contoh: apa yang membuatmu menyenangi matematika?
b.      Dipandang dari jawaban yang diberikan
1)      Kuesioner langsung, yaitu respoden menjawab tentang dirinya
2)      Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. Misalnya kuesioner yang menilai kinerja dosen oleh mahasiswa. Di dalam butir kuesioner terdapat butir pertanyaan sebagai berikut :
c.       Dipandang dari bentuknya
1)      Kuesioner pilihan ganda, yaitu sama dengan kuesioner tertutup
2)      Kuesioner isian, yaitu sama dengan kuesioner terbuka
3)    Check-list, sebuah daftar dimana responden tingga membubuhkan tanda check (Ö) pada kolom yangsesuai
4)   Rating scale (Skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti dengan kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalanya Sangat Setuju, Setuju, Sangat Tidak Setuju.
Beberapa jenis skala yang sering dipakai dalam penelitian pendidikan ialah Skala Likert, Skala Guttman, Skala Perbedaan Semantik, Rating Scale, dan Thurstone Scale.
(a)    Skala Likert
Adalah skala yang dikembangkan oleh Resis Likert pada tahun 1932 dan dipakai pertama kali ketika ia menulis disertasi di Colombia University. Sugiyono (2013: 134) mengemukakan skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena telah ditetapkan oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian.
(b)   Skala Guttman
Adalah skala yang dikembangkan oleh Louis Elyahu Guttman. Skala ini sering disebut sebagai cumulative scaling atau scalogram analysis. Jawaban skala Guttman terdiri dari dua pilihan yaitu ya-tidak, setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan lain-lain.
(c)    Skala Perbedaan Semantik
Skala ini dikembangkan oleh Charles E. Osgood untuk mengukur arti konotatif dari suatu konsep. Responden diminta untuk memilih posisinya di antara dua ajektif bipolar dengan skala tujuh angka.
(d)   Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran yang telah dijelaskan di atas data yang diperoleh semuanya adalah berupa data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Namun dalam rating scale data diperoleh dalam bentuk angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
(e)    Thurstone Scale
Adalah skala yang dikembangkan oleh Louis Leon Thurstone pada tahun 1928. Skala ini merupakan skala pertama yang dikembangkan untuk mengukur sikap. Responden diminta untuk memilih posisinya di antara dua butir yang favorable dan nonfavorable dengan skala sebelas angka. Butir favorable bernilai sebelas dan butir nonfavorable bernilai satu. Setiap butir kemudian dianalisis dan dikumpulkan serta diurutkan median dan variabilitasnya.
3.      Pedoman wawancara
    Pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Pedoman wawancara digunakan dalam wawancara terpimpin (guided interview) dan bebas terpimpin. Wawancara terpimpin adalah wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa pedoman wawancara. Sedangkan wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dalam pelaksanaannya pewawancara hanya membawa garis besar pedoman tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
4.      Pedoman Observasi
 Pedoman observasi adalah daftar pernyataan atau point-point garis besar yang akan diamati selama kegiatan observasi. Pedoman observasi digunakan dalam observasi sitematis. Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen pengamatan.
 
B.    Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen Penelitian
Menurut Vockell (1983), terdapat beberapa langkah dalam menyusun instrumen penelitian, yaitu:
1.      Menentukan variabel penelitian
Langkah yang pertama kali dilakukan dalam menyusun instrumen adalah merumuskan variabel apa saja yang akan diteliti. Variabel tersebut terdiri dari variabel bebas dan terikat. Misalnya prestasi belajar sebagai variabel terikat dan metode pengajaran sebagai variabel bebas.  
2.      Membuat definisi operasional dari masing-masing variabel
Setelah menentukan variabel-variabel yang ada, kemudian langkah selanjutnya menyusun definisi operasional dari beberapa referensi. Berdasarkan definisi operasional tersebut, dapat disusun beberapa indikator penelitian.
3.      Memilih format pengukuran yang tepat dengan definisi operasional
Setelah tersusun indikator penelitian, selanjutnya adalah memilih jenis instrumen yang tepat untuk mengukur variabel melalui indikator-indikator tersebut.
4.      Membuat butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang sesuai dengan format pengukuran yang telah dipilih
Setelah menentukan jenis instrumen selanjutnya disusun butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang dapat mengukur variabel-variabel yang ada.
5.      Menguji coba instrumen
Setelah butir-butir pernyataan atau pertanyaan selesai disusun, maka peneliti telah mempunyai instrumen sementara. Kemudian, instrumen sementara tersebut diujicobakan baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar.
6.      Menganalisis hasil uji coba instrumen
Dalam menganilisis hasil, dilakukan analisis butir-butir pernyataan atau pertanyaan, melihat pola jawaban, yang selanjutnya dipertimbangkan apakah butir-butir penelitian yang disusun valid atau tidak.
7.      Merevisi instrumen menjadi instrumen final
Dari hasil analisis uji coba, apabila ditemukan butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang tidak valid, maka butir-butir tersebut perlu diperbaiki atau dihilangkan sehingga kita memperoleh instrumen yang final. 

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Vockel, Edward L. 1983. Educational Research. New York: McMillan Publishing Co., Inc.
Wagiran. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish.
 

1 komentar:

  1. Akan sangat bagus jika diberikan ilustrasi mengenai penyusunan dan pemilihan instrumen yang tepat

    BalasHapus