Minggu, 20 Desember 2015

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR



Sumber: Pertemuan ke-5 pada Selasa, 6 oktober 2015 Perkuliahan Metodologi Penelitian oleh Dr. Heri Retnawati 

A. KAJIAN PUSTAKA
Menurut Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, (2013:79)  Kajian pustaka dari suatu penelitian sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Melalui kajian teori akan diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, yang akan sangat berguna sebagai dasar penelitian. Kajian pustaka ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan mempunyai dasar yang kokoh. Adanya kajian pustakat ini mencirikan bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Menurut Donald Ary (1985:56), topik penelitian harus terkait dengan pengetahuan atau teori yang relevan dengan bidangnya. Penting bagi para peneliti untuk mengetahui bagaimana membatasi, mengorganisir dan menggunakan literatur dalam bidang yang diteliti. Studi pustaka atau kajian teori yang terkait dengan topik penelitian seharusnya dilakukan secara lengkap sebelum penelitian dilaksanakan.
Mengapa kajian pustaka ini penting? Seperti dikemukakan dalam perkuliahan oleh Dr Heri Retnawati pentingnya kajian pustaka yaitu:
      1.      Sintesis Solusi
      2.      Mengembangkan Instrumen
      3.      Membuat Kriteria
      4.      Memverifikasi hasil penelitian 
      5.      Mencari dukungan/sebab


Donald Ary (1985:56-57) ada beberapa fungsi literatur atau kajian pustaka dalam penelitian, yaitu:
1.     Pengetahuan tentang penelitian yang terkait memungkinkan peneliti untuk menentukan batas-batas wilayah penelitian mereka.
2.     Suatu tinjauan menyeluruh dari teori dan penelitian yang terkait memungkinkan peneliti untuk menempatkan pertanyaan mereka dalam perspektif yang jelas.
3.     Meninjau literatur terkait membantu peneliti untuk membatasi pertanyaan mereka dan untuk memperjelas dan menentukan konsep penelitian.
4.     Suatu tinjauan kritis tentang literatur yang terkait sering membantu memberikan wawasan/insight tentang alasan-alasan hasil yang bertentangan di suatu bidang.
5.     Dengan mempelajari penelitian yang terkait, para peneliti dapat mempelajari metodologi yang telah terbukti berguna maupun yang tampaknya kurang menjanjikan.
6.     Kajian pustaka secara menyeluruh tentang penelitian yang terkait akan menghindarkan peniruan yang disengaja dari penelitian sebelumnya.
7.     Kajian tentang literatur yang terkait akan menempatkan peneliti dalam posisi yang lebih baik untuk menafsirkan arti dari hasil penelitian mereka sendiri. Menjadi akrab dengan teori di lapangan dan dengan penelitian sebelumnya akan membantu mempersiapkan peneliti untuk mencocokkan hasil temuan penelitian mereka ke dalam kerangka besar pengetahuan dalam bidang yang diteliti.
Dari fungsi-fungsi studi pustaka atau kajian literatur seperti dijelaskan di atas tampak betapa pentingnya bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana menemukan kajian pustaka dan hasil kerja sebelumnya dalam wilayah penelitiannya. 

1. Pengertian Teori

Kerlinger dan Lee (2000) mendefinisikan teori sebagai seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang saling berkaitan yang mencerminkan pandangan sistematik dari suatu fenomena dengan cara memerinci hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Senada dengan Kerlinger dan Lee, Cooper and Schindler (2003) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (fakta).
Sementara itu, McMillan (2003) mendefinisikan teori sebagai “set of propositions that explain the relationships among observed phenomena. By providing a more general explanation, the theory can be used in more situations, it has more utility.” Dan Wiersma (2009) mendefinisikan “A theory is a generalization or series of generalizations by which we attempt to explain some phenomena in a systematic manner”.
Snelbecker (dalam Moleong, 2013 : 57) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang berinteraksi (mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan sesuatu yang lain yang didasarkan atas dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. Masih dalam Moleong, Marx dan Goodson menyatakan bahwa teori adalah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari (1) hubungan-hubungan yang dapat diamati; (2) mekanisme dan struktur yang dapat diperkirakan; (3) hubungan-hubungan yang disimpulkan serta manifestasi hubungan empiris.
Secara umum berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualisasi (konsep, definisi, dan proposisi) yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh secara sistematis. Teori dapat digunakan untuk membantu menjelaskan atau memprediksi fenomena yang muncul di dunia. Suatu teori dapat memandang fenomena dari sudut yang berbeda-beda, misalnya dapat dengan menerangkan, tetapi dapat pula dengan menganalisa dan menginterprestasi secara kritis (Habermas, 1968).

2.  Kegunaan Teori dalam Penelitian
Pada definisi Kerlinger dan Lee tentang teori sebelumnya, mengindikasikan bahwa teori berguna untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena. Menurut Sitirahayu Hadinoto (1999) suatu teori akan memperoleh arti yg penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Sedangkan Gawin dalam N. S. Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa fungsi teori adalah “……..the theory help the researcher to analyze data to make shorthand summarization or synopsis of data and relations, and suggest new things to try out”.
Menurut Wiliam Wiersma (2000) pada dasarnya, teori membantu menyediakan kerangka kerja sebagai titik tolak untuk memperjelas suatu masalah penelitian. Teori membantu mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam penelitian. Teori memberikan panduan bagi sistematisasi dan interrelasi berbagai segi penelitian. Di samping memberikan pandangan sistematis dari faktor-faktor yang diteliti, teori juga mungkin sangat baik mengidentifikasi kesenjangan, titik-titik lemah, dan inkonsistensi yang menunjukkan perlunya penelitian tambahan. Selain itu, perkembangan teori dapat menerangi jalan untuk penelitian lanjutan pada fenomena yang diteliti. Fungsi lain dari teori adalah menyediakan satu atau lebih generalisasi yang dapat menguji dan digunakan dalam aplikasi praktis dan penelitian lebih lanjut.
Sementara itu Cooper & Schindler (2003) menjelaskan kegunaan teori sebagai berikut:
1)      Theory norrows the range of fact we need to study
2)      Theory suggest which research approachesare likely to yield the greates meaning
3)      Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way
4)      Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformmities that lie beyond immediate observation
5)      Theory can be used to predict further fact that should be found    
Sugiyono (2013: 88) menjelaskan, dalam kaitan dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori adalah (1) untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti. (2) untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan penyataan yang bersifat prediktif. (3) untuk mencandra dan membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. 

3. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti melalui uraian yang mendalam dan lengkap dari berbagai referensi. Variabel-variabel yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Berikut adalah langkah-langkah mendeskripsikan teori:
1)   Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2)   Cari sumber bacaan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3)   Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti.
4)   Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, serta pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
5)   Baca seluruh isi topik buku, analisa, renungkan dan buat rumusan dengan bahasa sendiri.
6)   Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri.
Ciri-ciri teori yang baik menurut Mouly adalah:
1)   A theoritical system must permit deduction which be tested empirically.
2)   A theory must be compatible both with observation and with previously validated theory.
3)   Theories must be stated in simple terms, that theory is best which explains the most in the simplest form.
4)   Scientific theories must be based on empirical facts and relationship
4. Penempatan Teori Dalam Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya di awal penelitian. Karena tujuannya adalah untuk menguji atau memverifikasi suatu teori dibandingkan mengembangkannya, maka peneliti kuantitatf sebaiknya mengajukan teori, mengumpulkan data untuk menguji teori tersebut, dan menyatakan konfirmasi atas teori tersebut berdasarkan hasil yang diperoleh. Teori menjadi kerangka kerja untuk keseluruhan penelitian yang nantinya berfungsi mengorganisasi rumusan masalah dan hipotesis penelitian serta prosedur pengumpulan data. (Creswell, 2012: 84)
Para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan yang berbeda-beda. Dalam penelitian kualitatif, teori sering digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan sikap-sikap tertentu. Para peneliti kualitatif sering menggunakan perspektif teoritis sebagai penduan umum untuk meneliti gender, kelas dan ras (atau isu-isu lain mengenai kelompok-kelompok marginal). Dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagi poin akhir penelitian.


B. KERANGKA BERPIKIR

Uma  Sekaran, dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas dua variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti di samping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999).
Langkah-langkah dalam menyusun kerangka pemikiran yang selanjutnya membuahkan hipotesis adalah sebagai berikut:
 1)  Memantapkan variabel yang diteliti
      Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk   pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya, jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
 2)  Membaca buku dan hasil penelitian
      Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang   relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan penelitian, journal ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi.
 3)  Deskripsi teori dan hasil penelitian
      Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel   yang diteliti. Deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian tertentu.
 4)  Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
      Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah  dikemukakan. Dalam analisis ini, peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah  ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak.
 5)  Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
      Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan yang lain dan hasil   penelitian satu dengan yang lain, sehingga peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan yang lain atau mereduksi jika dipandang terlalu luas.
 6)  Sintesa/kesimpulan
      Selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel   satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir.
 7)  Kerangka berfikir 
      Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun       komparatif/perbandingan.
 8)  Hipotesis
      Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Sebagai contoh, misalkan kerangka berfikirnya berbunyi “Jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar”. 

 Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut:
1)   Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2)   kerangka berfikir harus dapat menjelaskan dan menunjukkan pertautan/ hubungan antar variabel yang   diteliti, serta ada teori yang mendasari.
3)   Kerangka berfikir harus menunjukkan  dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif,berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
4)   Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian. 

Daftar Pustaka
Ary, Donald. 1985. Introduction To Research In Education_3th ed. New York : Holt, Rienhart and Winston.
Creswel, John W. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Creswel, John W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Penerbit Alfabeta
Wiersma, William. 2009. Research Method in Education : An Introduction_ 9th.ed. Boston : Pearson

Tidak ada komentar:

Posting Komentar