Validitas
Instrumen
Validitas
instrumen merupakan ketepatan mengukur apa yang seharusnya diukur melalui
item-item pada instrumen. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes kemampuan
pemecahan masalah matematika, kemampuan berpikir kritis dan prestasi serta
angket motivasi belajar siswa. Validitas yang digunakan untuk instrumen tes
kemampuan pemecahan masalah matematika, kemampuan berpikir kritis adalah
validitas isi. Bukti validitas isi (content
validity) dilakukan dan didapatkan dengan cara meminta pertimbangan ahli (expert judgement) yang berkompeten di
bidang yang bersangkutan, yaitu dua dosen Universitas Negeri Yogyakrta.
Validitas isi instrumen mengacu pada sejauh mana item instrumen mencakup
keseluruhan situasi yang ingin diukur. Validitas isi instrumen tes kemampuan pemecahan
masalah matematika, kemampuan berpikir kritis matematika dapat diketahui dari
kesesuaian instrumen tes tersebut dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD).
Validitas yang
digunakan untuk instrumen angket motivasi belajar adalah validitas isi dan
validitas konstruk (construct validity).
Validitas isi instrumen angket motivasi belajar dapat diketahui dari kesesuaian
instrumen angket motivasi belajar yang telah dikembangkan dengan kisi-kisinya.
Setelah instrumen yang dibuat mendapat persetujuan dari para ahli, instrumen
angket motivasi belajar diujicobakan pada siswa. Uji coba instrumen bertujuan
untuk memperoleh bukti validitas konstruk. Validitas konstruk mengacu pada
sejauh mana suatu instrumen mengukur konstruk teoretik yang hendak diukur. Data
yang diperoleh dari hasil uji coba dilakukan
analisis faktor (exploratory factor
analysis). Instrumen yang dianalisis
faktor adalah angket motivasi belajar siswa. Analisis dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS 21.0. Langkah-langkahnya menurut Stevens
(2009: 325-330) adalah sebagai berikut:
a.
Mengukur tingkat interkorelasi antar
variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor menggunakan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy
(KMO MSA). Kriteria analisis faktor dapat dilanjutkan apabila nilai KMO MSA
lebih dari 0,5.
b.
Menentukan ada tidaknya korelasi antar
variabel dengan menggunakan uji Bartlett’s
tes of sphericity dengan pendekatan chi-square
pada signifikansi 0,005, maka diasumsikan terdapat korelasi antar variabel
serta penggunaan analisis faktor memiliki dasar yang benar dan dapat dilanjutkan.
c.
Memastikan nilai matriks anti image correlation lebih kecil dari 0,5
dan angka koefisien korelasi yang berada pada off diagonal. Jika nilai anti image
correlation kurang dari 0,5 maka item tersebut harus dikeluarkan dari
analisis faktor.
d.
Memastikan jumlah faktor (component) yang terbentuk pada eigen value yang lebih besar dari 1
berdasarkan tabel Total Variance
Expalined. Tabel tersebut
menunjukkan persentase varian konstruk ukur yang dapat dijelaskan oleh
pembagian faktor atau component.
Apabila eigen value di bawah 1 maka
tidak dapat digunakan dalam menghitung jumlah faktor (component) yang terbentuk.
e.
Menginterpretasi faktor dengan
menggunakan korelasi komponen variabel (faktor loading) yang terbesar dalam magnitudo mutlak menggunakan faktor rotation dengan metode varimax terbukti
berhasil sebagai pendekatan analitik untuk mendapatkan rotasi orthogonal suatu
faktor. Jika item-item dikelompokkan mulai dari yang memiliki nilai korelasi
tertinggi terhadap faktor (component)
yang dibentuknya dibandingkan dengan faktor (component) lainnya, maka item-item tersebut benar-benar berada
dalam faktor itu.
Estimasi Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas
menunjukkan pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang
diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Ukuran yang ditampilkan dalam
koefisien reliabilitas merupakan ukuran yang menyatakan keabsahan atau
kekonsistenan suatu instrumen. Dalam mengestimasi koefisien reliabilitas
digunakan Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
: koefisien
reliabilitas instrumen
: banyaknya
item tes
: varian
skor peserta didik pada suatu item tes
: varian skor
total
Analisis
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 21.0. Hasil analisis nilai
koefisien reliabilitas untuk angket motivasi belajar, pretest, dan posttest kemampuan
pemecahan masalah matematika, kemampuan berpikir kritis, dan prestasi.
Jika
memungkinkan untuk memberikan tes berulang-ulang terhadap siswa dengan
menggunakan instrumen yang sama, maka tentu akan menghasilkan hasil tes yang bervariasi.
Bervariasinya skor tes yang diperoleh berkaitan dengan tingkat reliabilitas
tes. Reliabilitas yang kecil pada umumnya mengindikasikan perbedaan yang
mencolok pada skor tes siswa, sebaliknya reliabilitas yang besar cenderung
berakibat pada variansi yang kecil. Walaupun pada prakteknya jarang untuk
melakukan tes yang sama secara berulang-ulang pada siswa, namun memungkinkan
untuk mengestimasi besarnya variansi sebagai akibat pemberian tes tertentu.
Nilai dari estimasi tersebut dikenal sebagai SEM (Standart Error Measurement) yang dapat dihitung dengan menerapkan
rumus:
(Nitko &
Brookhart, 2011: 76)
Keterangan:
SEM : Standar Eror Measurement
: standar deviasi
skor tes
Reliability
coefficient : koefisiean reliabilitas
Analisis
dilakukan dengan menggunakan bantuan program microsoft office excel
Bukti validitas isi (content validity) dilakukan dan didapatkan dengan cara meminta pertimbangan ahli (expert judgement) yang berkompeten di bidang yang bersangkutan, yaitu dua dosen Universitas Negeri Yogyakrta? Kenapa harus dosen UNY?
BalasHapus